1/04/2016

Apakah Laki-laki Terintimidasi?

Kecantikan, keanggunan, dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang perempuan seringkali membuat lawan jenisnya merasa terintimidasi. "Apalah aku dibanding dengan segenap pesona-nya" adalah nada ungkapan yang kemudian terlontar saat sejumlah laki-laki telah merasa 'kalah duluan'. #Eh!

Apakah Laki-laki Terintimidasi?

Ada pengalaman menarik waktu saya mampir ke sebuah pub bersama teman saya, sebutlah namanya Joni. Dia baru saja selesai mempresentasikan produknya untuk perusahaan saya dan karena kami teman baik, kami lanjutkan untuk mingle sebentar.

Mampirlah kami ke sebuah pub yang terkenal dengan Samosa-nya yang enak, yang banyak dikunjungi oleh expatriat di bilangan Kemang.

Setelah bicara sedikit mengenai pekerjaan dan bicara kembali soal perkawinan-perkawinan kami yang gagal. Oh iya, dia orang Australia (jadi dia cerita betapa mahalnya dia cerai dengan istrinya). Seorang laki-laki datang mendekati kami, seorang expat yang tinggi besar, lumayan kerenlah.

Setelah dikenalkan, kami ngobrol selama 3 menit-an mengenai Jakarta, macet, dan pekerjaan. Setelah itu kita bertukar kartu nama. Dia baca kartu nama saya, kemudian dia mengerenyutkan dahi dan berkata, “You’re a Chief Geologist?”.

Si Joni kemudian “jualan” saya, cerita sedikit bagaimana kami kenal, bagaimana kami sekantor dulu dan babysitting sumur eksplorasi. Lalu pembicaraan kami mulai jadi agak kaku. Tidak ada lagi bicara srempet sana ketawa ketiwi tapi jadi jayus banget. Habis itu dia pergi ngeloyor. Lha?

Ada lagi yang lebih lucu, waktu saya ketemu si Joni ini untuk dikenalkan dengan partnernya. Biasalah, jualan service, jadi saya ditraktir makan. Ketemulah dengan partnernya yang juga orang bule Australi.

Dari restoran, kami mampir untuk ngopi di tempat lain, lalu saya bilang naik mobil saya aja, saya bawa mobil. Begitu kita keluar, saya buka pintu mobil dan dia yang sudah di depan melihat mobil saya, “Is this your car?” sambil nunjuk BMW 318i silver saya. “Yes, what’s wrong?”.

Selagi ngopi, (saya ngopi, dia minum bir), si bule2 ini ngomong, “Ya susahlah kamu cari pacar di sini ya, kerjaan bagus, mobil bagus”. Hmmm.

Tidak jarang ada orang yang ngomongin saya di belakang (biasanya tahu dari sekretaris dan sudah diperhalus oleh dia tentunya). kok si Mbak ini masih sendiri ya, padahal ngga jelek dan baik hati. Kemudian mereka berkesimpulan karena saya kelewat PeDe dan bikin takut laki-laki.

Ada juga yang terang-terangan nanya, kok kamu ngga punya pacar sih? Karena kamu milih ya? Lha lagi.

Banyak diskusi tentang apakah laki-laki banyak terintimidasi oleh perempuan. Dan jawabannya, iya. Iya kalau mereka memang kualitasnya payah. Kalau mereka sekedar mau main-main dan boosting up their ego. Kalau sekedar mau membuat kagum perempuan dengan hartanya, atau penampilannya, ya ngapain.

Soalnya, kalau harta sih ngga ada habis-habisnya, dan saya juga merasa cukup bisa memenuhi kebutuhan saya. Malah kalau kata pembantu saya, “Kakak aja yang ngga mau beli tapi kalau mau beli kan bisa”. Yang penting bagaimana mereka mempergunakan harta mereka untuk membuat mereka menjadi makhluk yang menarik.

Kadang-kadang ibu saya juga suka bilang, ya laki-laki jadi takut deketin saya kalau saya terlalu maju. Tapi saya bilang, “Ya laki-laki yang begitu ya ngga pantes dong jadi pasangan saya, Mam. Saya juga males sama laki-laki yang takut sama saya”. Ibu saya mengangguk-angguk walaupun dia mungkin mikir, beda ya, generasi sekarang sama dulu.

Kalau menurut saya, laki-laki yang minder tidak worth it buat kita. Karena kita kerja, kita cari nafkah juga. Kita punya integritas, jadi seharusnya dia senang dan bangga dengan kita. Bukannya minder. Kalau dia minder, kebayang deh nanti dia melarang ini itu dan kitanya jadi terbatas gerakannya.

Lagi pula, kalau bicara soal perasaan, kok belum-belum sudah terintimidasi ya? Bisa tidak hanya melihat perempuan dari persona-nya, instead of dari label-label yang menyertainya? Dan apa mereka lupa, perempuan itu cara melihatnya berbeda kalau melihat laki-melihat. 

Memang bukan sekadar baik hati, tapi kalau saya suka laki-laki yang berwawasan luas dan punya rasa humor dan selera yang ok dulu, as a friend. Soalnya kadang-kadang perempuan suka buta-nya parah kalau sudah demen sama laki-laki kan.

Tapi kalau memang mereka tidak ada kualitas yang bisa dibanggakan, ya patutlah terintimidasi sama saya ya …

(Origin: Janda Kaya)

Anda juga bisa menuliskan dan berbagi dengan seluruh sahabat pembaca "TJanda". Menulislah sekarang dan kirimkan melalui halaman Kontak.